Oleh: Bambang Wibiono
Dalam Rancangan
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Kebumen, industri batik
ternyata tidak menjadi prioritas. Pemerintah Kabupaten Kebumen lebih
memfokuskan agrobisnis sebagai program utama. Hal ini sesuai dengan visi
Pemerintah sendiri yaitu “Kebumen yang Mandiri dan Sejahtera Berbasis
Agrobisnis”. Hal ini sangat wajar mengingat potensi ekonomi dari sektor
agrobisnis sangat besar, bahkan masih menjadi penyumbang terbesar pada
pendapatan daerah.
Di antara
industri-industri yang berkembang di Kebumen, industri batik belum bisa
dikatakan menonjol. Berdasarkan data resmi dari pemerintah Kabupaten Kebumen, hanya
satu industri batik yang terdaftar memiliki izin usaha, yaitu Paguyuban Batik
Lawet Sakti yang memproduksi batik tulis dan cap. Industri Batik yang beralamat
di Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen ini mempekerjakan 13 tenaga kerja dengan
omset hasil kurang lebih Rp. 40.000.000,- pertahun. Perajin batik selebihnya
adalah bersifat industri rumahan dan kebanyakan memproduksi batik tulis.
Padahal perajin batik tulis tercatat mencapai lebih dari 300 perajin. Namun
saat ini, pengusaha batik di Kebumen yang memiliki galeri/showroom batik hanya ada satu tempat yaitu toko batik “Sekar Jagad”
milik Ibu Hikmah yang beralamat di Desa Gemeksekti.
Bagi pemerintah
sendiri keberadaan mereka tidak memberikan masukan pendapatan berupa pajak
maupun retribusi, sehingga justru ada yang menilai bahwa keberadaan mereka
merugikan pemerintah sendiri. Meskipun tidak atau belum menjadi salah satu
industri yang murcusuar, namun menurut para prajin mampu menjadi alternatif
pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Dalam satu bulan, satu orang prajin bisa
menyelesaikan 1-2 lembar batik tulis halus, dengan nilai jual 100-600 ribu
perlembar. Biasanya jika ada pesanan dalam jumlah yang massal, mereka bekerja
secara berkelompok sehingga satu bulan bisa menghasilkan 30-50 lembar.
Pemasaran produk
batik Kebumen juga sudah cukup luas. Selain di pasar tradisional dan beberapa
toko batik yang tersebar di kota kebuman, batik Kebumen sering diikutkan dalam
pameran-pameran produk baik regional maupun nasional. Bahkan beberapa kali
Wahyuni menerima pesanan batik dari luar negeri, seperti Belgia dan Rusia.
Sementara Teguh rajin menitipkan hasil batiknya kepada tengkulak batik nasional
maupun internasional. Dia juga sering mengikutkan hasil karyanya pada acara
lomba maupun pameran yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta. Pemasaran
batik Kebumen juga mulai dirintis melalui media maya internet walaupun semuanya
belum optimal. Pemasaran lewat internet belum optimal dikarenakan masyarakat
perajin yang cenderung gaptek terhadap
internet. Sehingga upaya yang dilakukan biasanya hanya sekedar membuat blog untuk upload foto-foto motif batik serta alamatnya. Bahkan para perajin
batik yang mengaku pernah mem-posting hasil
batiknya di internet mengaku setelah itu tidak pernah tahu-menahu lagi
aktifitas di internetnya. Tidak ada aktivitas jual beli online mengingat keterbatasan para perajin dalam mengakses internet
di desa. Yang mengiklankan batik di internet pun biasanya salah seorang
tetangga atau anak-anak mereka yang sedikit mengerti tentang dunia internet.
Setelah posting, baik itu di jejaring
sosial maupun di blog, mereka
meninggalkannya begitu saja tanpa meng-update
informasi.
Meski pemasaran batik
Kebumen telah melampaui batas negara, namun menurut para perajin, konsumsi
batik Kebumen tetap lebih besar adalah warga lokal. Adanya pesanan dari luar
kota kadang karena mereka juga adalah warga asli Kebumen yang kebetulan
berdomisili di tanah rantau.
Berdasarkan gambaran
di atas, batik Kebumen secara ekonomi sangat signifikan, terutama bagi para
perajin sendiri. Meski nilai ekonomisnya tidak signifikan namun berdampak pada
kualitas kesejahteraan keluarga, karena bersifat kegiatan tambahan dan bersiat
sambilan. Sedangkan bagi yang benar-benar terjun ke dunia batik seperti Wahyuni
dan Teguh, mengatakan usaha batik cukup menjanjikan.
Secara sederhana
potensi ekonomi dari indurstri batik Kebumen dapat digambarkan dengan tabel
sebagai berikut:
No.
|
Aspek
Ekonomi
|
Potensi
|
Keterangan
|
1
|
Produsen
|
379 Perajin
|
Perajin Batik
Tulis, Cap, dan Printing
|
2
|
Omset
|
40 juta/tahun
1-2 lembar/bulan
(tulis),
30-50 lmbr/bln
(Cap&printing)
|
100-600 ribu.lembar
|
3
|
Pemasaran
|
Lokal, regional, Nasional, dan Internasional
|
melalui pasar konvensional, pameran, dan web
|
Sumber: wawancara dan data Disperindagkop
Kab. Kebumen 2010
Berdasarkan
keterangan di atas, jelas bahwa meskipun batik saat ini belum menjadi satu
jenis industri yang siginifikan dan penting bagi perekonomian masyarakat
Kebumen, namun industri batik memiliki potensi ekonomi yang besar, apalagi jika
nantinya mampu dikembangkan dan bisa bersaing dengan batik-batik dari luar
wilayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar