Siapa yang salah ketika pendidikan tak mampu menjawab permasalahn? Siapa yang dipersalahkan ketika tingkat pendidikan yang katanya semakin tinggi, namun kondisi bangsa semakin carut marut? Haruskah kita menyalahkan guru-guru kita? Haruskah kita menyalahkan buku-buku pelajaran yang kita baca?
Akhirnya kita hanya bisa mengikuti arus jaman yang semakin tak menentu ini. Parameter pendidikan untuk perbaikan kondisi dan kemajuan bangsa ternyata tidak relevan untuk kasus Indonesia. Lihat saja para sarjana-sarjana yang memperoleh predikat summa cumlaude yang bingung menghadapi dunia nyata. Tidak sedikit dari mereka yang terlempar kesana kemari dalam mencari kerja. Itu membuktikan ternyata parameter nilai/angka tidaklah cukup. Ternyata perusahaan-perusahaan juga tidak mau sembarangan memilih karyawan hanya dengan melihat IPK. Kecakapan lain, kemampuan memimpin, kemampuan berkomunikasi, berorganisasi, daya analisis, kepekaan sosial juga tidak jarang menjadi pertimbangan ketika akan merekrut pegawai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar