SELAMAT DATANG

selamat datang di blog ini. Semoga dapat bermanfaat

Minggu, 05 Agustus 2012

Bermacam Motif Batik dan Maknanya




1. Kawung                                                             
Motif kawung konon diciptakan oleh salah satu Sultan Mataram. Motif ini diilhami oleh sebatang pohon aren yang buahnya kita kenal dengan kolang kaling. Motif ini dihubungkan dengan binatang kuwangwung. Pohon aren dari atas (ujung daun) sampai pada akarnya sangat berguna bagi kehidupan manusia, baik itu batang, daun, nira, dan buah. Hal tersebut mengisaratkan agar manusia dapat berguna bagi siapa saja dalam kehidupannya, baik itu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Makna lain yang terkandung dalam motif kawung ini adalah agar manusia yang memakai motif kawung ini dapat menjadi manusia yang ideal atau unggul serta menjadikan hidupnya menjadi bermakna.
Motif batik kawung sendiri bergambar bunga pohon aren (buah kolang-kaling). Motif batik kawung mempunyai  geometris segi empat menurut kebudayaan jawa melambangkan suatu ajaran tentang terjadinya kehidupan manusia. Motif kawung bermacam ragamnya. Diantaranya adalah kawung picis dan kawung jenggot

Description: D:\Wibiono^\BATIK\19 juni (motif batik mekar sari)\kawung jenggot.JPG


Kawung Picis                                                                Kawung Jenggot

Kegunaan batik Kawung Picis  : Dikenakan di kalangan kerajaan
Filosofi batik Kawung Picis : Motif ini melambangkan harapan agar manusia selalu ingat akan asal-usulnya, juga melambangkan empat penjuru (pemimpin harus dapat berperan sebagai pengendali ke arah perbuatan baik). Juga melambangkan bahwa hati nurani sebagai pusat pengendali nafsu-nafsu yang ada pada diri manusia sehingga ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia.

2. Slobog
Kegunaan batik Slobog : Dipakai pada upacara kematian, dipakai pada upacara pelantikan para pejabat pemerintahan.
Filosofi batik Slobog : Melambangkan harapan agar arwah yang meninggal mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam perjalanan menghadap Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan keluarga yang ditingalkan juga diberi kesabaran dalam menerima cobaan kehilangan salah satu keluarganya. Melambangkan harapan agar selalu diberi petunjuk dan kelancaran dalam menjalankan semua tugas-tugas yang menjadi tangung jawabnya.



Description: D:\Wibiono^\BATIK\24 juni\trutul.JPGDescription: Description: http://www.tembi.org/ensiklopedi/20090106/1.jpg3. Truntum/trutul










Motif Truntum yang diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) bermakna cinta yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai symbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum). Karena maknanya, kain bermotif truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin pada hari penikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.
 










Kegunaan batik Truntum/trutul: Untuk orang tua pengantin pada waktu upacara panggih.
Filosofi batik Truntum: Truntum berarti menuntun, sebagai orang tua berkewajiban menuntun kedua mempelai memasuki hidup baru atau berumah tangga yang banyak liku-likunya.


4. Wahyu Tumurun
Filosofi Wahyu Tumurun : Wahyu berarti anugerah, temurun berarti turun, dengan menggunakan kain ini diharapkan mendapatkan anugerah dari yang Maha Kuasa berupa kehidupan yang bahagia dan sejahtera serta mendapat petunjukNya.

5. Sekar Jagad
Description: Description: Description: Description: D:\Wibiono^\BATIK\foto kebumen\DSCI0024.JPG

Motif Sekar Jagad mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman diseluruh dunia. Motif ini menggambarkan kombinasi seluruh isi alam, atau jagat raya ini. Ada pepohonan, pemandangan alam, ada rumah, bahkan pagar rumah kadang muncul pada motif ini.

6. Semen
Motif semen ini berasal dari kata sami-samien, yang berarti berbagai macam tumbuhan dan suluran. Pada motif ini sangat luas kemungkinannya dipadukan dengan ragam hias tambahan lainnya, antara lain: naga, burung, candi, gunung, lidah api, panggungan dan lar, sawat atau sayap. Apabila ditinjau dan dirangkai secara keseluruhan dalam motif batik Semen mempunyai makna bahwa hidup manusia dikuasai (diwengku) oleh penguasa tertinggi.[1]
Motif Semen juga dimaknai sebagai penggambaran dari “kehidupan yang semi” (kehidupan yang berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan mega mendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornament yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornament tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara murka.
Motif semen yang banyak dijumpai diantaranya adalah semen rama. Motif Semen Rama (dibaca Semen Romo) sendiri seringkali dihubungkan dengan cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran Hastha Brata atau ajaran keutamaan melalui delapan jalan. Ajaran ini adalah wejangan keutamaan dari Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan menjadi raja Alengka. Jadi “Semen Romo” mengandung ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang raja atau pemimpin rakyat.

7. Sido Luhur

Description: Description: http://www.tembi.org/ensiklopedi/20090106/2.jpg







Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat. Bagi orang Jawa, hidup memang untuk mencari keluhuran materi dan non materi. Keluhuran materi artinya bisa tercukupi segala kebutuhan ragawi dengan bekerja keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat, maupun profesinya. Sementara keluhuran budi, ucapan, dan tindakan adalah bentuk keluhuran non materi. Orang yang bisa dipercaya oleh orang lain, atau perkataannya sangat bermanfaat kepada orang lain tentu itu akan lebih baik daripada perkataannya tidak bisa dipegang orang lain dan tidak dipercaya orang lain. Orang yang sudah bisa dipercaya oleh orang lain adalah suatu bentuk keluhuran non materi. Orang Jawa sangat berharap hidupnya kelak dapat mencapai hidup yang penuh dengan nilai keluhuran.

8. Sido Mukti

Description: Description: http://www.tembi.org/ensiklopedi/20090106/3.jpg

Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/ menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

9. Buntal
Filosofi batik dengan motif buntal adalah semangat persatuan dan kesatuan. Karena dahulu merupakan jaman perang melawan penjajah, pesan yang ingin disampaikan dalam motif ini adalah kuatkan barisan jangan sampai tercerai berai. Selalu komunikasi antar kelompok satu dengan yang lainnya.

Description: http://apriliaisme.files.wordpress.com/2009/12/parang-barong.jpeg?w=221&h=15310. Parang Barong

                                                            Parang Barong










Ada yang memaknai  bahwa motif batik ini berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Parang Barong merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya motif ini hanya boleh digunakan untuk Raja, terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi. Ada juga yang memaknai bahwa parang berasal dari senjata seperti golok panjang.
Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri.
Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.

11. Parang Rusak
Selain parang barong, jenis motif parang lainnya adalah Parang Rusak. Motif ini hanya digunakan oleh para bangsawan pada masa dahulu untuk upacara-upacara kenegaraan. Motif ini sampai sekarang masih tetap terjaga. Menurut Koeswadji[2], sesuai dengan arti kata, Parang Rusak mempunyai arti perang atau menyingkirkan segala yang rusak, atau melawan segala macam godaan. Motif ini mengajarkan agar sebagai manusia mempunyai watak dan perilaku yang berbudi luhur sehingga dapat mengendalikan segala godaan dan nafsu.


12. Parang Kusuma
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidjvQQZR2y7j2RMe878R9xNnFrJjPxRyb4RVzFzxwdYNWsZOLVJaoVjo4_pZj3H8Jb7Dl0Euk0yheWMGxw5b2xKQA8SCGFzX6RND4ZslT58cqsjkUqpm3Z3FX5xoOTUit6lA7MMh_MenUS/s400/parangkusumo.JPG
Mengandung makna hidup harus dilandasi oleh perjuangan untuk mencari keharuman lahir dan batin, ibaratnya keharuman bunga (kusuma). Bagi orang Jawa, hidup di masyarakat yang paling utama dicari adalah keharuman pribadinya tanpa meninggalkan norma-norma yang berlaku dan sopan santun agar dapat terhindar dari bencana lahir dan batin. Walaupun sulit untuk direalisasikan, namun umumnya orang Jawa berharap bisa menemukan hidup yang sempurna lahir batin.
Pada umumnya motif-motif batik yang ada terkadang berbeda di tiap daerah. Meski dengan motif yang sama, namun kadang masing-masing pengrajin mengembangkan corak dan warnanya sendiri. Masih banyak motif batik lainnya yang ada di Jawa Tengah. Motif-motif batik yang ada di wilayah Barlingmascakeb umumnya masih ada pengaruh dari motif-motif batik Yogya dan Solo.


[1] Kartini, Pramono. 2005. Simbolisme Seni Batik Klasik dan Tradisional, Pidato Dies Natalis XXXVIII Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta.
[2] Koeswadji, K. 1981, Mengenal Seni Batik di Yogyakarta, Proyek Pengembangan Permuseuman, Yogyakarta. Hal 25

2 komentar:

Unknown mengatakan...

maaf, saya ngopi isinya.. Tapi nggak lupa kok buat cantumin sumbernya..
:)
numpang dong.
dianfitrikurnia.blogspot.com

Anonim mengatakan...

Salam SUKSES untuk kita semua.
Batik is Amazing!!! apalagi kalo udah punya baju atau batik sendiri.

agan/sist yg terhormat, kami dari pemegang merk dagang Batik aqila Menyediakan berbagai Produk BATIK murah dan berkualitas.

silahkan kunjungi kami di toko online kami http://kaosbatikpekalongan.wordpress.com
Batik Aqila For Smart Fashion
Kepuasan Anda berbelanja di tempat kami, adalah kebanggaan bagi kami.

BAJU BATIK – ANEKA batik-BAJU batik – KEMEJA batik – kaos BATIK – batik SARIMBIT- TOPI batik – CELANA batik – BLOUSE batik – JAKET batik – JUAL batik – batik MURAH – GROSIR batik – PAKAIAN batik – ACCESSORIS batik – batik PEKALONGAN
JUAL macam-macam baju BATIK, TOPI, KAOS, BAJU, KEMEJA, CELANA, PAKAIAN, HARGA MURAH DAN GROSIR, terima PARTAI BESAR DAN KECIL