1. Kawung
Motif kawung konon diciptakan oleh salah satu
Sultan Mataram. Motif ini diilhami oleh sebatang pohon aren yang buahnya kita
kenal dengan kolang kaling. Motif ini dihubungkan dengan binatang kuwangwung.
Pohon aren dari atas (ujung daun) sampai pada akarnya sangat berguna bagi
kehidupan manusia, baik itu batang, daun, nira, dan buah. Hal tersebut
mengisaratkan agar manusia dapat berguna bagi siapa saja dalam kehidupannya,
baik itu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Makna lain
yang terkandung dalam motif kawung ini adalah agar manusia yang memakai motif
kawung ini dapat menjadi manusia yang ideal atau unggul serta menjadikan
hidupnya menjadi bermakna.
Motif batik kawung
sendiri bergambar bunga pohon aren (buah kolang-kaling). Motif batik kawung
mempunyai geometris segi empat menurut kebudayaan jawa melambangkan suatu
ajaran tentang terjadinya kehidupan manusia. Motif kawung bermacam ragamnya.
Diantaranya adalah kawung picis dan kawung jenggot
Kawung Picis Kawung Jenggot
Kegunaan batik Kawung Picis : Dikenakan di kalangan kerajaan
Filosofi batik Kawung Picis : Motif ini melambangkan
harapan agar manusia selalu ingat akan asal-usulnya, juga melambangkan empat
penjuru (pemimpin harus dapat berperan sebagai pengendali ke arah perbuatan
baik). Juga melambangkan bahwa hati nurani sebagai pusat pengendali nafsu-nafsu
yang ada pada diri manusia sehingga ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan
manusia.
2. Slobog
Kegunaan batik Slobog : Dipakai pada upacara kematian,
dipakai pada upacara pelantikan para pejabat pemerintahan.
Filosofi batik Slobog : Melambangkan harapan agar
arwah yang meninggal mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam perjalanan
menghadap Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan keluarga yang ditingalkan
juga diberi kesabaran dalam menerima cobaan kehilangan salah satu keluarganya.
Melambangkan harapan agar selalu diberi petunjuk dan kelancaran dalam
menjalankan semua tugas-tugas yang menjadi tangung jawabnya.
3. Truntum/trutul
Motif Truntum yang diciptakan oleh
Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) bermakna cinta yang
tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai symbol cinta yang tulus
tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang
(tumaruntum). Karena maknanya, kain bermotif truntum biasa dipakai oleh orang
tua pengantin pada hari penikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum
ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua
berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.
Kegunaan batik Truntum/trutul: Untuk orang tua
pengantin pada waktu upacara panggih.
Filosofi batik Truntum: Truntum berarti menuntun,
sebagai orang tua berkewajiban menuntun kedua mempelai memasuki hidup baru atau
berumah tangga yang banyak liku-likunya.
4. Wahyu Tumurun
Filosofi Wahyu Tumurun : Wahyu berarti anugerah, temurun berarti turun,
dengan menggunakan kain ini diharapkan mendapatkan anugerah dari yang Maha
Kuasa berupa kehidupan yang bahagia dan sejahtera serta mendapat petunjukNya.
5. Sekar Jagad
Motif
Sekar Jagad mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang
melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad
sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga
motif ini juga melambangkan keragaman diseluruh dunia. Motif ini menggambarkan
kombinasi seluruh isi alam, atau jagat raya ini. Ada pepohonan, pemandangan
alam, ada rumah, bahkan pagar rumah kadang muncul pada motif ini.
6. Semen
Motif semen ini berasal dari kata sami-samien, yang berarti
berbagai macam tumbuhan dan suluran. Pada motif ini sangat luas kemungkinannya
dipadukan dengan ragam hias tambahan lainnya, antara lain: naga, burung, candi,
gunung, lidah api, panggungan dan lar, sawat atau sayap. Apabila ditinjau dan
dirangkai secara keseluruhan dalam motif batik Semen mempunyai makna bahwa
hidup manusia dikuasai (diwengku) oleh penguasa tertinggi.[1]
Motif Semen juga dimaknai sebagai penggambaran dari “kehidupan yang
semi” (kehidupan yang berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen
pokok pada motif-motif semen. Yang pertama
adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau
binatang berkaki empat. Kedua adalah
ornament yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan mega
mendung. Sedangkan yang ketiga adalah
ornament yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak.
Jenis ornament tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka
atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia
tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta
dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara
murka.
Motif semen yang banyak dijumpai diantaranya adalah semen rama. Motif
Semen Rama (dibaca Semen Romo) sendiri seringkali dihubungkan dengan cerita
Ramayana yang sarat dengan ajaran Hastha Brata atau ajaran keutamaan melalui
delapan jalan. Ajaran ini adalah wejangan keutamaan dari Ramawijaya kepada
Wibisana ketika dinobatkan menjadi raja Alengka. Jadi “Semen Romo” mengandung
ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang raja atau
pemimpin rakyat.
7. Sido Luhur
Motif Sida Luhur (dibaca Sido
Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi
panutan masyarakat. Bagi orang Jawa, hidup memang untuk mencari keluhuran
materi dan non materi. Keluhuran materi artinya bisa tercukupi segala kebutuhan
ragawi dengan bekerja keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat, maupun
profesinya. Sementara keluhuran budi, ucapan, dan tindakan adalah bentuk
keluhuran non materi. Orang yang bisa dipercaya oleh orang lain, atau
perkataannya sangat bermanfaat kepada orang lain tentu itu akan lebih baik
daripada perkataannya tidak bisa dipegang orang lain dan tidak dipercaya orang
lain. Orang yang sudah bisa dipercaya oleh orang lain adalah suatu bentuk
keluhuran non materi. Orang Jawa sangat berharap hidupnya kelak dapat mencapai
hidup yang penuh dengan nilai keluhuran.
8. Sido Mukti
Motif-motif berawalan sida (dibaca sido)
merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri
berarti jadi/ menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida”
mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya adalah
sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
9. Buntal
Filosofi
batik dengan motif buntal adalah semangat persatuan dan kesatuan. Karena dahulu
merupakan jaman perang melawan penjajah, pesan yang ingin disampaikan dalam motif
ini adalah kuatkan barisan jangan sampai tercerai berai. Selalu komunikasi
antar kelompok satu dengan yang lainnya.
10. Parang Barong
Parang
Barong
Ada yang memaknai bahwa motif batik ini berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Parang Barong merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya motif ini hanya boleh digunakan untuk Raja, terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi. Ada juga yang memaknai bahwa parang berasal dari senjata seperti golok panjang.
Kata barong berarti
sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada
kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif parang.
Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat
mengendalikan diri.
Motif ini diciptakan
Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya
sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang
manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.
11. Parang Rusak
Selain
parang barong, jenis motif parang lainnya adalah Parang Rusak. Motif ini hanya
digunakan oleh para bangsawan pada masa dahulu untuk upacara-upacara
kenegaraan. Motif ini sampai sekarang masih tetap terjaga. Menurut Koeswadji[2],
sesuai dengan arti kata, Parang Rusak mempunyai arti perang atau menyingkirkan
segala yang rusak, atau melawan segala macam godaan. Motif ini mengajarkan agar
sebagai manusia mempunyai watak dan perilaku yang berbudi luhur sehingga dapat
mengendalikan segala godaan dan nafsu.
12. Parang Kusuma
Mengandung makna hidup harus dilandasi oleh perjuangan
untuk mencari keharuman lahir dan batin, ibaratnya keharuman bunga (kusuma).
Bagi orang Jawa, hidup di masyarakat yang paling utama dicari adalah keharuman
pribadinya tanpa meninggalkan norma-norma yang berlaku dan sopan santun agar
dapat terhindar dari bencana lahir dan batin. Walaupun sulit untuk
direalisasikan, namun umumnya orang Jawa berharap bisa menemukan hidup yang
sempurna lahir batin.
Pada umumnya motif-motif batik yang ada terkadang
berbeda di tiap daerah. Meski dengan motif yang sama, namun kadang
masing-masing pengrajin mengembangkan corak dan warnanya sendiri. Masih banyak
motif batik lainnya yang ada di Jawa Tengah. Motif-motif batik yang ada di
wilayah Barlingmascakeb umumnya masih ada pengaruh dari motif-motif batik Yogya
dan Solo.
2 komentar:
maaf, saya ngopi isinya.. Tapi nggak lupa kok buat cantumin sumbernya..
:)
numpang dong.
dianfitrikurnia.blogspot.com
Salam SUKSES untuk kita semua.
Batik is Amazing!!! apalagi kalo udah punya baju atau batik sendiri.
agan/sist yg terhormat, kami dari pemegang merk dagang Batik aqila Menyediakan berbagai Produk BATIK murah dan berkualitas.
silahkan kunjungi kami di toko online kami http://kaosbatikpekalongan.wordpress.com
Batik Aqila For Smart Fashion
Kepuasan Anda berbelanja di tempat kami, adalah kebanggaan bagi kami.
BAJU BATIK – ANEKA batik-BAJU batik – KEMEJA batik – kaos BATIK – batik SARIMBIT- TOPI batik – CELANA batik – BLOUSE batik – JAKET batik – JUAL batik – batik MURAH – GROSIR batik – PAKAIAN batik – ACCESSORIS batik – batik PEKALONGAN
JUAL macam-macam baju BATIK, TOPI, KAOS, BAJU, KEMEJA, CELANA, PAKAIAN, HARGA MURAH DAN GROSIR, terima PARTAI BESAR DAN KECIL
Posting Komentar