SELAMAT DATANG

selamat datang di blog ini. Semoga dapat bermanfaat

Sabtu, 14 Juli 2012

Sepintas Mengenal tentang Batik dan Sejarahnya


Oleh: Bambang Wibiono


Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan.
motif Puger
Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.1 Batik dinilai sebagai ikon budaya yang memiliki keunikan dan filosofi mendalam, serta mencakup siklus kehidupan manusia, sehingga ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dari kemanusiaan
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda, Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.2 Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Bathik telah menjadi bagian dari kekayaan seni rupa tradisional Nusantara, jauh sebelum masuknya Islam. Mitos awal tentang batik sudah ada sejak sekitar tahun 700. Mitos tersebut bercerita tentang istri Pangeran Jenggala, Lembu Ami Luhur. Dia seorang putri dari Coromandel. Ia mengajari orang Jawa menenun, membatik, dan mewarnai kain. Sejak itu kain batik dengan berbagai motif tertentu menjadi bagian dari identitas busana dan budaya Raja, permaisuri, dan keluarga istana pada masa kejayaan Hindu. Namun catatan tetrtulis tentang batik baru muncul pada tahun 1518, di Galuh, wilayah Barat laut Jawa.
Pada masa Islam batik terus berkembang terutama dalam kekayaan motif dan arti perlambangannya. Pada masa Islam batik terus berkembang, terutama dalam kekayaan motif dan arti perlambangannya. Pada masa Islam motif animisme dan Hinduisme yang muncul pada masa kerajaan Hindu diperkaya dengan motif Kaligrafi Arab, Masjid, Kabah, dan permadani, di samping itu moif Cina sangat kental pada motif batik. Dalam sebuah cerita disebutkan bahwa Sultan Agung, Raja Islam pertama Mataram (1613-1645) memakai batik dengan motif burung Huk. Dalam mitologi Cina, burung Huk melambangkan keberuntungan.
Pada masa Islam dan masa sebelumnya, tradisi batik memang cenderung menjadi bagian dari tradisi istana. Namun dalam perkembangannya, ketika nilai-nilai keistanaan meluntur, nilai-nilai batik menjadi memasyarakat. Batikpun dibuat dan dipakai oleh banyak kalangan, Hasanudin dalam bukunya yang berjudul Batik Pesisiran menyebutkan bahwa kegiatan membatik didasarkan pada lima motivasi dasar yaitu : (1) membatik sebagai kegiatan sambilan wong cilik, (2) komoditas, (3) tradisi kalangan bangsawan, (4) sebagai saha dagang orang Cina dan Indo Belanda yang ragam hiasa dang fungsinya diperuntukkan bagi kalangan terbatas, (5) sebagai kebutuhan seni atau desain dngan konsep kontemporer. Pada abad 18 dan 19, perdagagan batik di Indonesia berkembang pesat.
Batik berasal dari kata Mbat (membuat garis) dan nitik (membuat titik). Propinsi Jawa Tengah juga memiliki bathik yang khas dan telah terkenal sampai ke luar negeri, bahkan telah diakui oleh masyrakat Internasional sebagai salah satu warisan budhaya adi luhung kebendaan. Adapun pembuatannya secara umum dikenal dengan
(1) Batik Tulis
(2) Batik Cap
Selain itu pada jaman sekarang muncul cara pembuatan batik  menggunakan mesin print. Batik ini lazim disebut dengan batik printing.
1 www.unesco.org/culture/ich/index.php?RL=00170, diakses pada tanggal 11 Juni 2012
2 Iwan Tirta, Gareth L. Steen, Deborah M. Urso, Mario Alisjahbana. 1996, “Batik: a play of lights and shades, Volume 1”, Gaya Favorit Press, ISBN 979-515-313-7, dalam http://www.wikipedia.co.id/sejarah batik/Batik.htm, diakses pada tanggal 11 Juni 2012.

Tidak ada komentar: