SELAMAT DATANG

selamat datang di blog ini. Semoga dapat bermanfaat

Senin, 17 Desember 2012

Pendekatan-pendekatan dalam Keilmuan



(Littlejohn dalam buku Theories of Human Communications, 1989): Pendekatanpendekatan keilmuan dalam masyarakat ilmiah menurut cara pandang serta objek pokok pengamatannya, dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok atau aliran pendekatan, yaitu:

1.   Pendekatan SCIENTIFIC (ilmiah empiris)
Pendekatan ini menekankan pentingnya objektivitas yang didasarkan atas standarisasi observasi dan konsistensi yang lazim dipergunakan dalam ilmu-ilmu eksakta (fisika, biologi, kedokteran, matematika, dll). Landasan filosofisnya adalah bahwa dunia ini pada dasarnya mempunyai bentuk dan struktur. Metode dg penelitian yg sama akan menghasilkan temuan yg sama, ini merupakan hakikat dari objektivitas dalam konteks standarisasi observasi dan konsistensi.
Kelompok ini juga membuat pemisahan yang tegas antara know (objek atau hal yg ingin diketahui dan diteliti) dan knower (subjek pelaku atau pengamat). Metode yg lazim dilakukan adalah eksperimen (peneliti secara sengaja melakukan percobaan thd objek yg ditelitinya) yang tujuan penelitiannya diarahkan pd upaya mengukur ada tidaknya pengaruh atau hubungan sebab akibat diantara dua variable atau lebih dengan mengontrol pengaruh dari variable lain.

2.   Pendekatan HUMANISTIC (humaniora interpretatif)
Pendekatan ini mengasosiasikan ilmu dg prinsip “subjektivitas” yang lazim dipergunakan dalam ilmu-ilmu yang mempelajari sejarah, kebudayaan, sistem nilai, keseniandan pengalaman pribadi. Ilmu menurut kelompok ini merupakan suatu hasil interpretasi subjektif yang berada dalam diri peneliti (in here). Menurut aliran ini, pihak peneliti (knower) tidak bleh memisahkan diri dari objek yang ditelitinya (known). Metode yg lazim digunakan adalah partisipasi observasi (si peneliti membaur dan melibatkan diri secara aktif dalam kehidupan dari orang-orang yg ditelitinya dalam mengamati sikap dan perilaku dari orang-orang yg ditelitinya tsb.—misal: bergaul).
Perbedaan pendekatan Humanistic dengan Scientific:
 Pendekatan scientific                                                      Pendekatan Humanistic
-ilmu bertujuan menstandarisasi observasi                                  -mengutamakan kreativitas indivisdual
-tujuan ilmu adlh mengurangi perbedaan pandangan ttg               -ilmu bertujuan utk memahami tanggapan dan
hasil pengamatan                                                                     subjektiv individual
-ilmu pengetahuan sbg sesuatu yg berada di luar sana              -ilmu pengetahuan sbg sesuatu yg berada di sini
(out there), di luar diri pengamat/peneliti                                    (in here), dlm diri pemikiran/interpretasi peneliti
-perhatian  difokuskan pada dunia hasil penemuan                     -perhatian difokuskan pd dunia para penemunya
(discovered world)                                                                      (discovering person)
- berupaya memperoleh "consensus"                                       -mengutamakan interpretasi-interpretasi alternatif
 -membuat pemisahan yg tegas antara known dan knower        -cenderung tdk memisahkan antara kedua hal tsb
 
Pendekatan SOCIAL SCIENCES (ilmu-ilmu sosial)
Pendekatan ini merupakan kombinasi antara pendekatan Scientific dan Humanistic yang diterapkan dalam ilmu pengetahuan sosial termasuk ilmu komunikasi yang lazim diterapkan utk mengkaji persoalan yg menyangkut sistem nilai, kesenian, kebudayan sejaran dan pengalaman pribadi, yang terbagi menjadi:
a. ilmu pengetahuan tingkah laku (behavioral science), menekankan pengkajian pada tingkah laku individual manusia
b. ilmu pengetahuan sosial (social science), menekankan kajian pada interaksi antar manusia.
 

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Oleh: Bambang Wibiono, S.I.P

 
Latar Belakang, Pengertian dan Dimensi Komunikasi 
Komunikasi antar budaya pada dasarnya merupakan komunikasi yang terjadi diantara orang atau kelompok orang yang berbeda latar belakang kebudayaannya. Ada tiga factor yang mendorong perkembangan studi komunikasi antarbudaya, yaitu:
1. Kesadaran internasional
2. Kesadaran domestic
3. Kesadaran pribadi
 
Untuk mendapatkan kejelasan tentang berbagai konseptualisasi tentang kebudayaan dalam konteks komunikasi antar budaya, ada tiga dimensi yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Tingkat masyarakat kelompok budaya dari para pelaku komunikasi
2. Konteks sosial tempat terjadinya komunikasi antarbudaya
3. Saluran komunikasi yang dipergunakan

Kaitan Antara Komunikasi dan Kebudayaan

Unsur-unsur pokok yang mendasari proses komunikasi budaya adalah adanya konsepkonsep tentang kebudayaan dan komunikasi, serta adanya saling ketergantungan antara keduanya. Adanya saling ketergantungan antara kebudayaan dan komunikasi ini akan terlihat dari kesimpulan sbb.:
  1. Kebudayaan dimiliki oleh sekelompok orang atau masyarakat dalam suatu periode tertentu. Untuk mewariskan kepada generasi berikutnya serta dikembangkan ke berbagai tempat diperlukan jasa komunikasi. Dengan kata lain kebudayaan dirumuskanm dibentuk, ditransmisikan serta dipelajari melalui komunikasi.
  2. Adanya komunikasi diantara individu tergantung pada kebudayaannya. Kebudayaan merupakan dasar atau landasan bagi komunikasi kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan komunikasi yang  berbeda pula.
Melalui komunikasi kita membentuk kebudayaan dan sebaliknya melalui kebudayaan ditentukan aturan dan pola-pola komunikasi.

Kebudayaan Sebagai Penyaring

Salah satu fungsi kebudayaan ialah sebagai penyaring berbagai informasi yang masuk ke lingkungan masyarakat yang sangat selektif dalam menghadapi dunia luar. Proses seleksi yang dipengaruhi oleh kebudayaan ini disebut persepsi, yang kemudian menentukan tingkah laku termasuk komunikasi. Seringkali perilaku seseorang dipengaruhi oleh cara seseorang tsb mengenal lingkungan dan apa yang telah diajarkan oleh semua kebudayaannya.

Untuk mendalami proses persepsi, ada tiga aspek yang perlu diketahui:
  1. aspek struktur; apa yang kita hadapi mempunyai bentuk, ukuran, tekstur, warna, intensitas, dll.
  2. aspek stabilitas; dunia persepsi yang terstruktur tai mempunyai kelanggengan (tdk berubah-ubah).
  3. aspek makna; tidak dapat dilepaskan dari kemampuan bahasa tergantung pada penggunaan atas kata-kata yang dpt memberi gambaran secara tepat.
Untuk memahami bagaimana proses persepsi tsb, ada dua dimensi pokok yang mendukung, yaitu:
  1. Dimensi fisik, menggambarkan perolehan kita akan informasi tentang dunia luar melalui mata, telinga, hidung, mulut dan kulit serta transmisi dat melalui syaraf menuju otak utk kemudian diubah kedalam bentuk yang bermakna.
  2. Dimensi psikologis, keadaan individu menentukan persepsi mengenai lingkungan dan perilaku. Proses seleksi dalam persepsi mengenai suatu objek dan lingkungan sekelilingnya menurut Samovar (1981) melibatkan tiga hal yang saling berkaitan, yaitu:
  • Selective exposure (seleksi thd pengenaan pesan/stimulus)
  • Selectibe attention (seleksi dalam hal perhatian)
  • Selective retention (seleksi yang menyangkut retensi/ingatan).
Untuk menciptakan stabilitas struktur dan makna bagi lingkungan di sekitar kita, diperlukan adanya persepsi. Melalui persepsi, masyarakat menciptakan stabilitas,struktur dan makna bagi lingkungan di sekitarnya.